BENTUKLAHAN
BENTUKAN ASAL PROSES PELARUTAN (SALISIONAL)
A.
PENGERTIAN
Beberapa
syarat untuk dapat berkembangnya topografi karst sebagai akibat dari proses
pelarutan adalah sebagai berikut :
1. Terdapat
batuan yang mudah larut (batu gambing dan dolo mit)
2. Batu
gamping dengan kemurnian yang tinggi
3. Mempunyai
lapisan batuan yang tebal
4. Terdapat
banyak diaklas (retakan)
5. Pada
daerah tropis basah
6. Vegetasi
penutup yang lebat
Pada
kondisi demikian batu gamping akan mudah mengalami pelarutan oleh air yang
mengalir yang akhirnya membentuk topografi karst. Menurut Jenings (1971), karst
merupakan suatu kawasan yang mempunyai karakteristik relief dan drainase yang
khas, terutama disbabkan oleh larutan batuan yang tinggi oleh air.
Batuan
yang membentuk karst terdapat di dekat atau pada permukaan bumi yang meliputi
daerah yang luas dan tebal (ratusan meter). Jenis batuan ini harus bersifat
mudah larut dalam air.
Tektonisme
menjadi faktor penentu, serta sesar (fault) dan kekar (joint) menjadi faktor
yang amat penting. Menurut Faniran dan Jeje (1983), kekar-kekar yang terdapat
pada batuan itu memberikan regangan mekanik, sehingga memudahkan gerakan air
melalui batuan itu. Adanya kekar maupun sesar ini memudahkan perkembangan
pelarutan di dalam batuan.
Kondisi
iklim mencakup ketersediaan curah hujan yang sedang hingga lebat bersamaan
dengan temperatur yang tinggi menyebabkan pelarutan berlangsung secara
intensif. Adanya vegetasi yang menyediakan bahan organik yang berbentuk humus
dan bersama-sama respirasi akar tanaman dapat meningkatkan konsentrasi
karbondioksida di dalam tanah sehingga dapat membantu pelapukan salusional dan
menyebabkan perkembangan karst.
Karstifikasi
adalah proses kerja oleh air terutama secara kimiawi, meskipun secara mekanik
pula, yang menghasilkan penampakan topografi karst (Ritter, 1979). Proses
geomorfik yang penting yang bekerja di daerah-daerah berbatu gamping adalah
pelarutan. Katalisator yang terpenting dalam pelarutan itu adalah air hujan dan
karbondioksida. Karbondioksida (CO2) larut di dalam air membentuk
asam karbonat (H2CO3), yang bereaksi dengan kalsium
karbonat (CaCO3), yang membentuk kalsium bikarbonat yang merupakan
larutan berair.
CaCO3
+ CO2 + H2O = Ca(HCO3)2
B.
BENTUK LAHAN KARST
Bentuk
lahan yang terjadi pada daerah karst dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yaitu bentuklahan negatif dan bentuklahan positif.
I.
Bentuklahan negatif
Bentuklahan negatif dimaksudkan
bentuklahan yang berada dibawah rata-rata permukaan setempat sebagai akibat
proses pelarutan, runtuhan maupun terban. Bentuklahan tersebut antara lain
terdiri atas doline, uvala, polye, cocpit, blind valley.
a) Doline
Doline merupakan suatu
istilah yang mempnyai banyak sinonim antara lain : sink, sinkhole, cocpit, blue
hole, swallow hole, ataupun cenote. Menurut Monroe (1970) doline merupakan
suatu ledakan atau lobang yang berbentuk corong pada batu gamping dengan
diameter dari beberapa meter hingga 1 km dan kedalamannya dari beberapa meter
hingga ratusan meter.
Berdasarkan genesisnya,
doline dapat dibedakan menjadi 4 yaitu : doline reruntuhan, doline solusi,
dolin terban, dan doline alluvial.
b) Uvala
Uvala adalah ledakan
tertutup yang luas, yang terbentuk oleh gabungan dari beberapa doline. Uvala
mempunyai dasar yang tak teratur yang mencerminkan ketinggian sebelumnya dan
karakteristik dari lereng doline yang telah mengalami degradasi serta lantai
dasarnya tidak serata polje (Whittow, 1984).
c) Polje
Polje adalah ledakan
tertutup yang luas dan memanjang di daerah topografi karst yang mempunyai dasar
mendatar dan dinding di sekelilingnya terjal (Ritter, 1979). Polje ini terjadi
dari gabungan sistem gua yang runtuh dan lantai dasarnya biasanya tertutup aluvium.
d) Blind
Valley
Blind valley atau
lembah buta adalah suatu lembah yang mendadak berakhir / buntu dan sungai yang
terdapat pada lembah tersebut menjadi lenyap di bawah tanah.
II.
Bentuklahan positif
Pada prinsipnya ada 2
macam bentuklahan karst yang positif yaitu kygelkarst dan turmkarst.
a) Kygelkarst
Kygelkarst merupakan
suatu bentuklahan karst tropik yang didirikan oleh bukit yang berbentuk kerucut,
yang kadang-kadang dipisahkan oleh cocpit. Cocpit-cocpit ini saling berhubungan
satu sama lain dan terjadi pada suatu garis yang mengikuti pola kekar
(diaklas).
Kygelkarst seringkali
disebut sebagai kerucut karst atau butte. Lereng bukit ini terdiri atas cliff
atau endapan sebagai scree.
b) Turmkarst
Turmkarst terdiri atas perbukitan
berlereng curam atau vertical yang menjulang tersendiri diantara dataran
alluvial.
Disamping
itu didalam permukaan bumi sering dijumpai adanya sungai bawah tanah, gua dalam
tanah, serta batu tetes yang menggantung di dinding gua (stalagtit) dan batu
tetes yang ada di dasar gua (stalagmint).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar