A. Pengertian
Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali
dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G.
Tansley pada tahun 1935.Beberapa
definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :1.
Ekosistem
adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara struktur
dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah
berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang
mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley
berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen
ekosistem.
2.
Ekosistem atau sistem ekologi adalah
merupakan pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak
hidup di dalam suatu sistem.3.
Ekosistem adalah tatanan dari satuan
unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh
dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya.4.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara
kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang
dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954
dalam Setiadi, 1983).5.
Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar
dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993).6.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara
utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
(UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).7.
Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Soemarwoto, 1983).B. Pembagian
ekosistem
1. Ekosistim
pesisir
Pesisir merupakan daerah pertemuan
antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering
maupun terendam air, yang masihdipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan airasin; sedangkan ke arah laut meliputi
bagian laut yang masih dipengaruhi olehproses-proses alami yang terjadi di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,maupun yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat seperti penggundulanhutan dan pencemaran (Soegiarto,
1976; Dahuri et al, 2001).Ekosistem pesisir merupakan dearah
peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, dimana organisme
penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan dari laut. Organisme
tersebut berkumpul dalam suatu tempat untuk saling berinteraksi, seperti
pada daerah estuary, pantai berbatu, pantai berpasir, hutan mangrove, padang
lamun dan terumbu karang.2. Ekosistem
mangrove
Ekosistem mangrove adalah suatu
lingkungan yang mempunyai ciri khusus karena lantai hutannya secara teratur
digenangi oleh air yang dipengaruhi oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian
permukaan air karena adanya pasang surut air laut (Duke, 1992).Hutan mangrove dikenal juga dengan
istilah tidal forestcoastal woodland, vloedbos dan hutan payau (Kusmana dkk.,
2005) yang terletak di perbatasan antara darat dan laut, tepatnya di daerah
pantai dan di sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut
(Sumaharni, 1994). Menurut Kusmana dkk., (2005) hutan mangrove adalah suatu
tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang
terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang waktu air laut pasang dan
bebas dari genangan pada saat air laut surut, yang komunitas tumbuhannya toleran
terhadap garam. Adapun ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri
atas organisme yang berinteraksi dengan faktor lingkungan di dalam suatu
habitat mangrove.Dalam
suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis spesies
mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan
mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang,
kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and
Bird, 1967 dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa
komposisi spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada
faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut,
ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.Ekosistem ini
mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik).
Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove
dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia
juga dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan
menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan
sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang
dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada
manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan
pemusnahan oleh manusia.Ciri-Ciri Hutan MangroveAda
beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa dijumpai di hutan mangrove, antara lain:1.
Jenis
pepohonan yang related terbatas.
2.
Akar
pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung
juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.
3.
Terdapat
beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada
atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.
4.
Terdapat
biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses
perkecambahan pada kulit pohon.
Sementara
itu, ciri-ciri khusus dari habitat hutan mangrove antara lain:1. Wilayah tanah yang tergenang secara
periodic atau berkala.
2. Tempat tersebut juga mendapat aliran
air tawar yang cukup dari daratan.
3. Wilayah tersebut terlindung dari
gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat.
4. Air di wilayah tersebut memiliki
kadar garam payau.
Kondisi Ekosistem MangroveFlora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga,
bakteri dan fungi. Menurut Hutching dan Saenger (1987) telah diketahui lebih
dari 20 famili flora mangrove dunia yang terdiri dari 30 genus dan lebih kurang
80 spesies. Sedangkan jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove
Indonesia adalah sekitar 89 jenis,yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis
terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit.
Tomlinson (1986) membagi flora mangrove menjadi tiga kelompok, yakni:1. Flora mangrove mayor (flora mangrove
sebenarnya), yakni flora yang menunjuk kesetiaan terhadap habitat mangrove,
berkemampuan membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur
komunitas, secara morfologi mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus (bentuk akar
dan viviparitas) terhadap lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme
fisiologis dalam mengontrol garam. Contohnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Sonneratia,
Lumnitzera, Laguncularia dan Nypa. 2. Flora mangrove minor, yakni flora
mangrove yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis
tidak berperan dominan dalam struktur komunitas, contoh : Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera, Aegiceras. Aegialitis, Acrostichum,
Camptostemon, Scyphiphora, Pemphis, Osbornia dan Pelliciera. 3. Asosiasi mangrove, contohnya adalah Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus,
Calamus, dan lain-lain.
Zonasi MangroveMenurut Arief (2003) pembagian zonasi juga dapat dilakukan
berdasarkan jenis vegetasi yang mendominasi, dari arah laut kedataran
berturut-turut sebagai berikut:1. ZonaAvicennia, terletak pada lapisan
paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dan
berkadar garam tinggi. Jenis Avicenniaini banyak ditemui berasosiasi dengan
Sonneratia Spp karena tumbuh dibibir laut, jenis ini memiliki perakaran yang
sangat kuat yang dapat bertahan dari hempasan ombak laut. Zonaini juga
merupakan zona perintis atau pioner, karena terjadinya penimbunan sedimen tanah
akibat cengkeraman perakaran tumbuhan jenis-jenis ini.
2. Zona Rhizophora, terletak dibelakang
zona Avicennia dan Sonneratia. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dengan
kadar garam lebih rendah. Perakaran tanaman tetap terendam selama air laut
pasang.
3. ZonaBruguiera, terletak dibelakang
zona Rhizophora.Pada zona ini tanah berlumpur agak keras. Perakaran tanaman
lebih peka serta hanya terendam pasang naik dua kali sebulan.
4. Zona Nypah, yaitu zona pembatas
antara daratan dan lautan, namun zona ini sebenarnya tidak harus ada, kecuali
jika terdapat air tawar yang mengalir (sungai) ke laut.
Manfaat
dan Fungsi MangroveEkosistem
mangrove berperan penting dalam mendukung kehidupan organisme yang terdapat di
dalamnya. Adapun fungsi hutan mangrove menurut Kusmana dkk. (2005) dapat
dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu fungsi fisik, fungsi ekonomi dan fungsi
biologi seperti yang berikut :1.
Fungsi
fisik : Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap
stabil. Mempercepat perluasan lahan. Mengendalikan intrusi air laut. Melindungi
daerah belakang mangrove/pantai dari hempasan gelombang dan angin kencang.
Menjadi kawasan penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi). Mengolah bahan
limbah organic.
2.
Fungsi
ekonomi : Merupakan penghasil kayu sebagai sumber bahan bakar (arang, kayu
bakar), bahan bangunan (balok, atap rumah, tikar). Memberikan
hasil hutan bukan kayu seperti madu, obat-obatan, minuman serta makanan, tanin
dan lain-lain. Merupakan lahan untuk produksi pangan dan tujuan lain
(pemukiman, pertambangan, industri, infrastruktur, transportasi, rekreasi dan
lain-lain).
3. Fungsi biologi : Merupakan tempat
mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground) dan tempat
berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota
laut lainnya. Menjadi tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama
burung. Merupakan sumber plasma nutfah.
Dari semua fungsi ini yang paling
menonjol dan tidak tergantikan oleh bentuk ekosistem lain adalah kedudukan
hutan mangrove sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut
dengan ekosistem daratan. Mangrove memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Bagimasyarakat pesisir, pemanfaatan mangrove
untuk berbagai tujuan telah dilakukan sejak lama. Akhir-akhir ini, peranan
mangrove bagi lingkungan sekitarnya dirasakan sangat besar setelah berbagai
dampak merugikan dirasakan di berbagai tempat akibat hilangnya mangrove (Noor
dkk., 1999).3. Ekosistem
hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat
oleh pepohonan
dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di
dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida
(carbon dioxide sink), habitat
hewan,
modulator arus hidrologika,
serta pelestari tanah,
dan merupakan salah satu aspek biosfer
Bumi
yang paling penting.
Ekosistem hutan
adalah kawasan dimana terdapat keanekaragaman yang paling tinggi di daratan. Ia
merupakan rumah bagi tumbuhan dan juga hewan. Hutan juga disebut sebagai
paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen terbesar dibumi ini.Peran
dan fungsi ekosistem hutan1.
Berfungsi
sebagai sarana hidrologis yakni gudang tempat menyimpan air. Hutan memang mampu
menyerap air dan embun dan kemudian mengalirkannya ke sungai melalui mata air
yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Hutan sebagai penadah air akan membuat
air hujan tidah tergenang dan sia-sia.
2. Ekosistem hutan berperan sebagai pengunci
tanah sehingga menghindarkan dari ancaman bencana alam semacam longsonr juga
erosi tanah.
3. Hutan merupakan dapur alami, tempat
dimana pepohonan “memasak” unsur hara dan kemudian dialirkan ke sekitarnya.
Meski ia berada di daratan, tetapi aliran energi pepohonan yang ada di hutan
ini sampai ke tumbuhan yang ada di perairan misalnya di sungai.
4. Hutan merupakan “polisi iklim”. Ia
mengatur dengan cara memproduksi oksigen atau o2 melalui dedaunan pohonnya. O2
sangat dibutuhkan manusia, karenanya keberadaan hutan sangat penting. Hutan
mendaur ulang co2 (termasuk yang dikeluarkan manusia) yang ada di bumi dan
menjadikannya oksigen. Bayangkan jika tidak ada hutan?
5. Sebagai tempat produksi embrio flora
dan fauna untuk memperkaya keanekaragaman hayati. Hutan juga merupakan sarana
pertahanan ekosistem lainnya.
6. Hutan bisa berperan sebagai sumber
makanan bagi penduduk di sekitarnya sebab pepohonan yang hidup di dalamnya juga
menghasilkan sejumlah bahan makanan seperti buah dan lain-lain. Tak hanya itu,
jika kita cermat dan bijak, hutan juga menyediakan kayu untuk digunakan manusia
mencukupi segala keperluannya.
7. Manfaat ekosistem hutan lainnya
adalah sebagai sarana rekreasi. Jika dikelola dengan baik, hutan juga bisa
menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Oleh para ahli, hutan bisa dibagi ke dalam beberapa jenis
yang didasarkan pada beberapa hal. Berikut pembagian hutan.Berdasarkan
letak geografis :
- Hutan tropis, yakni hutan yang letaknya berada di wilayah khatulistiwa.
- Hutan temperate yakni hutan yang berada di wilayah dengan 4 musim.
- Hutan boreal, yakni hutan yang berada di daerah lingkaran kutub.
- Hutan hujan atau rainforest.
- Hutan selalu hijau atau evergereen forest.
- Hutan musim atau hutan gugur, dikenal juga dengan nama deciduous forest.
- Hutan sabanna atau savannah forest, adalah hutan yang berada di wilayah dengan musim kemarau panjang.
- Hutan pantai atau beach forest.
- Hutan dataran rendah atau lowland forest.
- Hutan pegunungan bawah atau sub-mountain forest.
- Hutan pegunungan atas atau mountain forest.
- Hutan kabut atau mist forest.
- Hutan Elfin atau alpine forest.
- Hutan Tanah Kapur atau Limestone forest.
- Hutan Kerangas atau Health Forest.
- Hutan Rawa Gambut atau Peat Swamp-forest.
- Hutan Rawa Air-tawar atau hutan rawa yang dikenal juga dengan nama Freshwater Swamp-forest.
- Hutan Pinus atau Pine Forest.
- Hutan Ekaliptus atau Eucalyptus Forest.
- Hutan Dipterokarpa.
- Hutan jati atau Teak Forest.