Rabu, 20 Agustus 2014

EKOLOGI "ekosistem"

A.    Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935.Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :1.      Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
2.      Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam suatu sistem.3.      Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.4.      Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).5.      Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993).6.      Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).7.      Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983).B.     Pembagian ekosistem
1.      Ekosistim pesisir
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masihdipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan airasin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi olehproses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulanhutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).Ekosistem pesisir merupakan dearah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, dimana organisme penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan dari laut. Organisme tersebut berkumpul dalam suatu tempat untuk saling berinteraksi, seperti pada daerah estuary, pantai berbatu, pantai berpasir, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang.2.      Ekosistem mangrove
Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang mempunyai ciri khusus karena lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaan air karena adanya pasang surut air laut (Duke, 1992).Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forestcoastal woodland, vloedbos dan hutan payau (Kusmana dkk., 2005) yang terletak di perbatasan antara darat dan laut, tepatnya di daerah pantai dan di sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Sumaharni, 1994). Menurut Kusmana dkk., (2005) hutan mangrove adalah suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang waktu air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut, yang komunitas tumbuhannya toleran terhadap garam. Adapun ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme yang berinteraksi dengan faktor lingkungan di dalam suatu habitat mangrove.Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang, kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and Bird, 1967 dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan pemusnahan oleh manusia.Ciri-Ciri Hutan MangroveAda beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa dijumpai di hutan mangrove, antara lain:1.         Jenis pepohonan yang related terbatas.
2.         Akar pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.
3.         Terdapat beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.
4.         Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.
Sementara itu, ciri-ciri khusus dari habitat hutan mangrove antara lain:1.      Wilayah tanah yang tergenang secara periodic atau berkala.
2.      Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.
3.      Wilayah tersebut terlindung dari gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat.
4.      Air di wilayah tersebut memiliki kadar garam payau.
Kondisi Ekosistem MangroveFlora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga, bakteri dan fungi. Menurut Hutching dan Saenger (1987) telah diketahui lebih dari 20 famili flora mangrove dunia yang terdiri dari 30 genus dan lebih kurang 80 spesies. Sedangkan jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia adalah sekitar 89 jenis,yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit. Tomlinson (1986) membagi flora mangrove menjadi tiga kelompok, yakni:1.      Flora mangrove mayor (flora mangrove sebenarnya), yakni flora yang menunjuk kesetiaan terhadap habitat mangrove, berkemampuan membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur komunitas, secara morfologi mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus (bentuk akar dan viviparitas) terhadap lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme fisiologis dalam mengontrol garam. Contohnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia dan Nypa.2.      Flora mangrove minor, yakni flora mangrove yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam struktur komunitas, contoh : Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera, Aegiceras. Aegialitis, Acrostichum, Camptostemon, Scyphiphora, Pemphis, Osbornia dan Pelliciera.3.      Asosiasi mangrove, contohnya adalah Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus, Calamus, dan lain-lain.
Zonasi MangroveMenurut Arief (2003) pembagian zonasi juga dapat dilakukan berdasarkan jenis vegetasi yang mendominasi, dari arah laut kedataran berturut-turut sebagai berikut:1.      ZonaAvicennia, terletak pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dan berkadar garam tinggi. Jenis Avicenniaini banyak ditemui berasosiasi dengan Sonneratia Spp karena tumbuh dibibir laut, jenis ini memiliki perakaran yang sangat kuat yang dapat bertahan dari hempasan ombak laut. Zonaini juga merupakan zona perintis atau pioner, karena terjadinya penimbunan sedimen tanah akibat cengkeraman perakaran tumbuhan jenis-jenis ini.
2.      Zona Rhizophora, terletak dibelakang zona Avicennia dan Sonneratia. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah. Perakaran tanaman tetap terendam selama air laut pasang.
3.      ZonaBruguiera, terletak dibelakang zona Rhizophora.Pada zona ini tanah berlumpur agak keras. Perakaran tanaman lebih peka serta hanya terendam pasang naik dua kali sebulan.
4.      Zona Nypah, yaitu zona pembatas antara daratan dan lautan, namun zona ini sebenarnya tidak harus ada, kecuali jika terdapat air tawar yang mengalir (sungai) ke laut.
Manfaat dan Fungsi MangroveEkosistem mangrove berperan penting dalam mendukung kehidupan organisme yang terdapat di dalamnya. Adapun fungsi hutan mangrove menurut Kusmana dkk. (2005) dapat dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu fungsi fisik, fungsi ekonomi dan fungsi biologi seperti yang berikut :1.      Fungsi fisik : Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap stabil. Mempercepat perluasan lahan. Mengendalikan intrusi air laut. Melindungi daerah belakang mangrove/pantai dari hempasan gelombang dan angin kencang. Menjadi kawasan penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi). Mengolah bahan limbah organic.
2.      Fungsi ekonomi : Merupakan penghasil kayu sebagai sumber bahan bakar (arang, kayu bakar), bahan bangunan (balok, atap rumah, tikar). Memberikan hasil hutan bukan kayu seperti madu, obat-obatan, minuman serta makanan, tanin dan lain-lain. Merupakan lahan untuk produksi pangan dan tujuan lain (pemukiman, pertambangan, industri, infrastruktur, transportasi, rekreasi dan lain-lain).
3.      Fungsi biologi : Merupakan tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground) dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya. Menjadi tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama burung. Merupakan sumber plasma nutfah.
Dari semua fungsi ini yang paling menonjol dan tidak tergantikan oleh bentuk ekosistem lain adalah kedudukan hutan mangrove sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dengan ekosistem daratan. Mangrove memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Bagimasyarakat pesisir, pemanfaatan mangrove untuk berbagai tujuan telah dilakukan sejak lama. Akhir-akhir ini, peranan mangrove bagi lingkungan sekitarnya dirasakan sangat besar setelah berbagai dampak merugikan dirasakan di berbagai tempat akibat hilangnya mangrove (Noor dkk., 1999).3.      Ekosistem hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Ekosistem hutan adalah kawasan dimana terdapat keanekaragaman yang paling tinggi di daratan. Ia merupakan rumah bagi tumbuhan dan juga hewan. Hutan juga disebut sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen terbesar dibumi ini.Peran dan fungsi ekosistem hutan1.      Berfungsi sebagai sarana hidrologis yakni gudang tempat menyimpan air. Hutan memang mampu menyerap air dan embun dan kemudian mengalirkannya ke sungai melalui mata air yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Hutan sebagai penadah air akan membuat air hujan tidah tergenang dan sia-sia.
2.      Ekosistem hutan berperan sebagai pengunci tanah sehingga menghindarkan dari ancaman bencana alam semacam longsonr juga erosi tanah.
3.      Hutan merupakan dapur alami, tempat dimana pepohonan “memasak” unsur hara dan kemudian dialirkan ke sekitarnya. Meski ia berada di daratan, tetapi aliran energi pepohonan yang ada di hutan ini sampai ke tumbuhan yang ada di perairan misalnya di sungai.
4.      Hutan merupakan “polisi iklim”. Ia mengatur dengan cara memproduksi oksigen atau o2 melalui dedaunan pohonnya. O2 sangat dibutuhkan manusia, karenanya keberadaan hutan sangat penting. Hutan mendaur ulang co2 (termasuk yang dikeluarkan manusia) yang ada di bumi dan menjadikannya oksigen. Bayangkan jika tidak ada hutan?
5.      Sebagai tempat produksi embrio flora dan fauna untuk memperkaya keanekaragaman hayati. Hutan juga merupakan sarana pertahanan ekosistem lainnya.
6.      Hutan bisa berperan sebagai sumber makanan bagi penduduk di sekitarnya sebab pepohonan yang hidup di dalamnya juga menghasilkan sejumlah bahan makanan seperti buah dan lain-lain. Tak hanya itu, jika kita cermat dan bijak, hutan juga menyediakan kayu untuk digunakan manusia mencukupi segala keperluannya.
7.      Manfaat ekosistem hutan lainnya adalah sebagai sarana rekreasi. Jika dikelola dengan baik, hutan juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Oleh para ahli, hutan bisa dibagi ke dalam beberapa jenis yang didasarkan pada beberapa hal. Berikut pembagian hutan.Berdasarkan letak geografis :
  1. Hutan tropis, yakni hutan yang letaknya berada di wilayah khatulistiwa.
  1. Hutan temperate yakni hutan yang berada di wilayah dengan 4 musim.
  1. Hutan boreal, yakni hutan yang berada di daerah lingkaran kutub.
Berdasarkan sifat musimnya :
  1. Hutan hujan atau rainforest.
  1. Hutan selalu hijau atau evergereen forest.
  1. Hutan musim atau hutan gugur, dikenal juga dengan nama deciduous forest.
  1. Hutan sabanna atau savannah forest, adalah hutan yang berada di wilayah dengan musim kemarau panjang.
Berdasarkan ketinggian tempat :
  1. Hutan pantai atau beach forest.
  1. Hutan dataran rendah atau lowland forest.
  1. Hutan pegunungan bawah atau sub-mountain forest.
  1. Hutan pegunungan atas atau mountain forest.
  1. Hutan kabut atau mist forest.
  1. Hutan Elfin atau alpine forest.
Berdasarkan kondisi tanah :
  1. Hutan Tanah Kapur atau Limestone forest.
  1. Hutan Kerangas atau Health Forest.
  1. Hutan Rawa Gambut atau Peat Swamp-forest.
  1. Hutan Rawa Air-tawar atau hutan rawa yang dikenal juga dengan nama Freshwater Swamp-forest.
Berdasarkan dominasi pepohonan :
  1. Hutan Pinus atau Pine Forest.
  1. Hutan Ekaliptus atau Eucalyptus Forest.
  1. Hutan Dipterokarpa.
  1. Hutan jati atau Teak Forest.
C.     Perbedaan
1.      Perbedaan ekosistem mangrove dengan ekosistem pesisir.
Ekosistem pesisir merupakan dearah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, dimana organisme penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan dari laut. Segala interaksi makhluk hidup pada kawasan pesisir disebut dengan ekosistem pesisir.Pada ekosistem pesisir ini dibagi lagi dalam beberapa bentuk ekosistem yang lebih kecil yang disesuaikan dengan daerah atau wilayahnya, diantaranya yaitu ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem estuary, dan ekosistem terumbu karang.Jadi ekosistem mangrove itu berdasarkan letaknya termasuk dalam ekosistem pesisir. Ekosistem mangrove terletak pada kawasan pasang naik dan pasang turun.Pada ekosistem mangrove terdapat beragam jenis tumbuhan dan makhluk hidup. Ekosistem mangrove merupakan penghasil detritus, sumber nutrient dan bahan organik bagi makhluk hidup yang ada disekitar ekosistem pesisir.2.      Perbedaan ekositem mangrove dengan ekosistem hutan.
Ekosistem hutan merupakan ekosistem lingkungan yang terdapat beraneka ragam tumbuhan yang saling berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya dikawasan tersebut, jenis ekosostem hutan tergantung pada iklim kawasan tersebut yang menyebabkan perbedaan atau keragaman jenis tumbuhan yang hidup.Ekosistem hutan ini terletak pada kawasan yang luas dan pada umumnya berada pada daratan tinggi. Sedangkan ekosistem mangrove terdapat pada pesisir pantai yang dipengarui oleh iklim pantai dan arus pasang surut.Makhluk hidup dan organisme yang hidup di kawasan hutan sangat berbeda jauh dengan makhluk hidup dan organism  yang hidup pada ekosistem mangrove. Hal ini dikarenakan cirri fisik kawasan ini sangat berbeda. 

Sabtu, 02 Maret 2013

Sistem Penginderaan Jauh

SISTEM PENGINDERAAN JAUH IDEAL

A.    Pengertian penginderaan jauh
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji. Sedangkan gambaran yng terekam oleh kamera atau sensor itu disebut dengan citra penginderaan jauh atau disingkat citra.
Tujuan dari pengindraan jauh adalah untuk menyadap data dan informasi dari citra foto dan non-foto dari berbagai obyek di permukaan bumi yang direkam atau di gambarkan oleh alat pengindra buatan (sensor). Sensor yang dimaksud batasan ini adalah alat pengindra seperti kamera, alat penyiam (scanner), dan alat radiometer yang masing-masing dilengkapi detetktor di dalamnya.
Selama empat dasawarsa ini penggunaan pengindraan jauh meningkat disebabkan beberapa hal antara lain:
1.      Citra pengidraan jauh menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan: wujud dan letak obyek yang sama dengan letak obyek yang sebenarnya, relative lengkap, meliputi daerah luas, sifatnya permanen.
2.       Citra foto udara yang bertampalan dapat diihat secara 3 dimensional dengan menggunakan steroskop.
3.       Obyek dapat dikenali berdasarkan beda suhu, yakni direkam padacitra inframerah termal.
4.       Penggunaan pengindraan jauh untuk kegiatan penelitian dan pemetaan sangat menghemat waktu dan biaya, dan yang lebih penting dengan hasil yang memadai.
5.       Pengindraan jauh merupakan satu-satunya cara pemetaan daerah bencana.
6.       Karena citra satelit mempunyai periode ulang yang pendek maka citra merupakan alat yang sangat baik sekali untuk memantau perubahan yang terjadi secara cepat.

B.    Komponen-komponen dalam penginderaan jauh
Komponen dan interaksi antar komponen dalam system penginderaan jauh dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
1.      Sumber  tenaga
Dalam penginderaan ajauh harus memiliki sumber tenaga baik sumber tenaga alamiah maupun sumber tenaga buatan. Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor.
Jumlah tenaga matahari yang samapi ke bumi di pengaruhi oleh waktu, lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima di siang hari lebih banyak bila dibandingkan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Disaat matahari berada tegak lurus diatas suatu tempat, jumlah tenaga yang diterima lebih besar bila dibandingkan pada saat matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Karena sinar matahari lebih tersebar dan tidak terpusat pada satu tempat.
Disamping itu, jumlah tenaga yang diterima juga dipengaruhi oleh letah temapat di permukaan bumi. Tempat-tempat diequator menerima tenaga matahari lebih banyak bila dibandingakan terhadap tempat-tempat di lintang tinggi (jauh dari equator).untuk waktu dan letak yang sama, jumlah sinar yang mencapai bumi dapat berbeda bila kondisi cuaca berbeda. Semakin banyak penutupan oleh kabut, asap, dan awan, maka semakin sedikit tenaga yang dapat mencapai bumi.
Jumlah tenaga yang dapat mencapai bumi dapat disajikan dalam rumus berikut :
E = f(w,l,c)

Tenaga yang dapat diterima oleh sensor dapat berupa tenaga pantulan maupun tenaga pancaran yang berasal dari objek di permukaan bumi. Jumlah tenaga yang diterima oleh sensor tergantung dari jumlah tenaga asal dan karakteristik objeknya. Bagi tenaga pantulan, jumlah tenaga yang diterima oleh sensor yaitu sebesar pantulan yang dikalikan tenaga yang mengenai objek tersebut. Bagi tenaga pancaran, jumlah tenaga yang mencapai sensor bargantung atas suhu dan daya pancar objek. Semakin banyak tenaga yang diterima oleh sensor maka akan semakin cerah wujud objeknya pada citra.

2.      Atmosfer
Atmosfer membatasi bagian spectrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam pengineraan jauh. Pengaruhnya bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Oleh karena itu, maka timbul istilah jendela atmosfer (bagian spektum elektromagnetik  yang dapat mencapai bumi). Dalam jendela atmosfer terdapat hambatan atmosfer, yaitu kendala yang di sebabkan oleh hamburan pada spectrum tampak dan serapan yang terjadi pada spectrum inframerah internal.
Interaksi tenaga dari obyek ke sensor senantiasa melewati atmosfer, dan di dalam atmosfer banyak sekali terjadi interksi antara lain:
1.      Hamburan
Hamburan Rayleigh merupakan salah satu penyebab utama adanya kabut tipis pada citra. Selain itu ada juga hamburan mie terjadi apabila garis tengah partikel atmosfer sama dengan panjang gelombang tenaga yang didera.
2.       Serapan
Merupakan kebalikan dari hamburan yang menyebabakan kehilanga efektif tenaga ke pembentuk atmosfer.

3.      Interaksi antara tenaga dan objek
Pengenalan objek biasanya dilakukan dengan menyelidiki karakteristik spectral objek yang tergambar pada citra. Objek yang banyak memantulkan/memancarkan tenaga akan tampak cerah pada citra, sedangkan objek yang pantulannya/pancarannya sedikit maka akan tampak gelap. Namun kadang ada objek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral yang sama atau serupa sehingga menyulitkan penbedaannya pada citra. Hal ini dapat diatasi dengan menyelidiki karakteristik lain selain karakteristik spectral, misalnya bentuk, ukuran, dan pola.

4.      Sensor
Tenaga yang dating dari objek dipermukaan bumi diterima dan direkam oleh sensor. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spectrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran objek terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam olehnya, semakin baik kualitas sensornya.
Berdasarkan atas proses perekamannya sensor dibagi dua :
Ø  Sensor fotografik
Sensor fotografik proses perekamannya berlangsung dengan cara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan irekam pada lapisan emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto. Dalam proses ini film berguna sebagai penerima tenaga sekaligus sebagai alat perekamnya.
Ø  Sensor elektronik
Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik. Alat penerima dan perekamnya barupa pita magnetic atau detector lainnya, bukan film. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetic  ini kemudian dapat diproses menjadi data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesannya menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan memotret data yang direkam oleh pita magnetic yang telah iwujudkan secara visual pada sejenis layar televisi, atau dengan menggunakan film perekam khusus. Hsil akhirnya disebut citra penginderaan jauh atau citra.

5.      Perolehan data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yakni dengan interpretsi secara visual, dan dapat pula dilakukan dengan cara numerik atau cara digital yaitu dengan cara menggunakan computer.
Dalam pengindraan jauh istilah foto diperuntukkan secara ekskusif bagi citra yang dideteksikan dan direkam pada film. Istilah citraberkaitan dengan setiap produk pictorial, seluruh foto termasuk citra, akan tetapi tidak semua citra berupa foto.

C.    Beberapa system penginderaan jauh
Menurut Lillesand dan Kiefer (1979) membedakan penginderaan jauh berdasarkan cara pengumpulan data dan cara analisisnya sebagai berikut :

1.      Berdasarkan cara pengumpulan datanya, dapat dibedakan atas :
Ø  Tenaga yang digunakan
System ini dapat menggunakan tenaga pantulan ataupun tenaga pancaran.
Ø  Wahana
Dapat berupa system penginderaan jauh dari dirgantara (airborne system) dan dai antariksa (spaceborne system).

2.      Berdasarkan atas analisis datanya, dapat dibedakan atas interpretasinya yaitu :
Ø  Interpretasi secara visual
Interpretasi secara visual dilakukan dengan menggunakan hasil penginderaan yang berupa data pictorial atau citra.
Ø  Interpretasi secara numerik
Interpretasi secara numeruk dilakukan dengan menggunakan hasil penginderaan berupa data digital yang direkam pada pita magnetic.
Hasil interpretasi atau informasi yang berasal dari kedua cara tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk table,  peta, dan deskripsi yang dapat dipakai oleh si pengguna.
Lillesand dan kiefer juga membedakan system penginderaan jauh berdasarkan system fotografik dan system elektronik.
Ø  system fotografik yaitu :
keunggulannua yaitu :
1.      Caranya sederhana
2.      Tidak mahal
3.      Resolusi spasialnya baik sekali, hal ini disebabkan karena tinggi terbang pesawat udara lebih rendah bila dibandingkan dengan tinggi orbit satelit sehingga skala foto udara pada umumnya lebih basar dari skala citra satelit.
4.      Integritas geometriknya baik, yakni data geometric yang dapat disadap dari foto udara bersifat lengkap, seperti jarak, arah luas, beda tinggi.

Ø  System elektonik
Mempunyai kelebihan dalam hal penggunaan spectrum yang lebih luas kemampuan yang lebih besar dan lebih pasti dalam membedakan karakteristik spectral objek. Dan proses analisis lebih cepat karena digunakannya computer.
            Cracknell (1981) membedakab teknik penginderaan jauh atas tiga system, yaitu :
1.      System pasif yang menggunakan tenaga pancaran objek
Penginderaan jauh system pasif yang menggunakan pantulan sinar matahari hanya dapat beroperasi pada siang hari pada cuaca cerah.
2.      System pasif yang menggunakan pancaran sinar matahari
Penginderaan jauh system pasif yang menggunakan tenaga pancaran objek atau tenaga termal dapat beroperasi pada siang maupun malam hari, pada cuaca cerah pada umumnya dipilaih saat dimana suhu diantara tiap objek cukup besar sehingga memudahkan pengenalannya pada citra.
3.      System aktif yang berupa radar, laser, lidar, dan sebagainya.
Penginderaan jauh system aktif dapat beroperasi pada cuaca berawan atau bahkan dalam keadaan hujan. Kelemahannya terletak pada resolusi spasial yang semakin kasar apabila digunakan panjang gelombang yang semakin besar.

D.   System penginderaan jauh yang ideal
Dalam sistem pengindraan jauh yang ideal komponen yang harus ada meliputi:
1.      Sumber tenaga yang seragam
Sumber tenaga akan menyajikan tenaga pada seluruh panjang gelombang, dengan suatu keluaran tetap, diketahui, kualitas tinggi, tidak terganggu pada waktu dan tempat.
2.      Atmosfer yang tidak menganggu
Atmosfer yang tidak akan mengubah tenaga dari sumbernya dengan cara apapun.
3.      Serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dan benda di muka bumi
Interksi ini akan membangkitkan pantulan atau pancaran sinyal yang tidak hanya selektif tehadap panjang gelombang, namun juga diketahui tidak berubah-ubah.
4.      Sensor sempurna
Alat ini merrupakan sebuah sensor yang memiliki kepekaan tinggi terhadap seluruh panjang gelombang.
5.      Berbagai pengguna data
Para penguna data harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai displin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan dan system analisis data pengindraan jauh.